Pengajian Di Awal Tahun Pelajaran




Oleh: Ustadz Munahar, S.H.I., M.Pd.

Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun, termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusia sebagai khalifatullah di bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Apa itu tauhid dan sains?

Menurut bahasa, tauhid adalah Bahasa Arab yang berarti mengesakan atau menganggap sesuatu itu esa atau tunggal. Dalam ajaran Islam, yang dimaksud dengan tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah swt. Sebagai Tuhan yang telah menciptakan, memelihara, dan menentukan segala sesuatu yang ada di alam ini.

Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.
Bagaimana menanamkan tauhid dengan pendekatan sains

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari ‘Alaq, Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, Yang mengajar manusia dengan pena, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya”. (QS. Al-Alaq: 1-5).

إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ١٩٠ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمٗا وَقُعُودٗا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلٗا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ١٩١

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Ali Imran:190-191)

Berdasarkan ayat di atas, baik surat Luqman, Al ‘Alaq maupun Ali Imran, kita dapat merumuskan tahap penanaman tauhid pada anak dengan pendekatan sains, yaitu meliputi :
Mengajarkan konsep syukur pada anak

Berdasarkan surat Luqman ayat 12, Sedini mungkin sejak anak bisa melihat dan menggunakan inderanya, orang tua mengajak anak berdialog terkait dengan berbagai nikmat yang Allah berikan yaitu yang dimiliki oleh anak, meliputi anggota tubuhnya. Orang tua menyampaikan bahwa semua anggota tubuh yang dimiliki anak adalah nikmat dan anugerh indah dari Allah. Sehingga bentuk rasa syukurnya adalah menggunakan nikmat tersebut untuk hal hal yang baik. Sebagai contoh, mata bukan hanya untuk melihat. Karena kalau hanya untuk melihat, maka hewanpun melihat. Tetapi gunakan mata untuk melihat yang baik, untuk membaca Al quran , membaca buku ,meneliti dan hal baik yang lain, yang semakin mendekatkan diri pada Allah. Karena sesungguhnya penglihatan, pendengaran akan dimintai pertannggungjawaban. Jika konsep syukur ini tertanam pada diri anak sejak dini, insyaallah ini menjadi dasar yang sangat baik untuk perkembangan dirinya.
Mengajarkan konsep tauhid pada anak sebagai pondasi dasar

Al ‘Alaq 1-5 Ayat yang sangat popular di tengah masyarakat, karena merupakan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Perintah yang terkandung di dalamnya bukan hanya perintah membaca ayat qauliyah dan qauniyah atau berliterasi, tetapi juga sepaket dengan ajaran tauhid. Bagaimana maksudnya? Perintah membaca dengan nama Allah yang menciptakan. Nama Allah yang pertama kali dikenalkan bukan Ar Rahman Ar Rahim, Al Malik, Al Kudus tetapi Al Khaliq. Allah Sang Maha Pencipta, artinya apa? Bahwa orang tua mengajarkan tauhid di awal pendidkan kepada anak setelah konsep syukur. Mengajarkan tauhid kepada anak dengan pendekatan sains adalah bagaiman memunculkan dialog kepada anak, bahwa semua anggota tubuh anak yang meliputi system gerak, pernafasan,pencernaan, peredaran darah, metabolism, ekskresi, koordinasi dan reproduksi adalah merupakan ciptaan Allah Yang Maha Esa. Sistem di dalam tubuh yangdimiliki sangat sempurna dan tiada bandingnya.

Sebagai contoh adalah salah satu organ yang dipunyai yaitu mata, dimana di dalamnya mempunya bagian bagian, seperti pupil,iris,retina,lensa,kornea, air mata dan lain lain. Bagaimana mata bisa menangkap cahaya,mengatur cahaya masuk ke dalam mata, memusatkan bayangan di retina dan juga mengatur air mata agar menjaga kelembaban mata. Semua system canggih itu diciptakan Allah Sang pencipa. Sehingga konsekuensinya ketika kita semua diciptakan Allah, maka wajib tunduk dan taan kepada Sang Pencipta. Nilai ini yang harus ditanamkan pada anak, apapun yang kita lakukan adalah dalam kerangka ibadah kepada Allah dan mencari keridhoan Allah. Merasa diawasi oleh Allah dimanapun anak berada akan tertanam jika konsep tauhid ini sudah mandarah daging. Sehingga Pendidikan tauhid adalah pondasi dari semua aspek Pendidikan yang harus ditanamkan pada anak
Mengajak anak untuk tadabur alam

Bedasarkan Surat Ali Imran ayat 190-191, Allah mengajarkan tentang konsep mentadaburi alam, mengamati,meneliti dan memikirkan tentang kondisi alam sekitarnya. Orang tua mengajarkan kepada anak tentang penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, fenomena alam apapun baik hewan maupun tumbuhan untuk menumbuhkan daya kritis dan nalar anak. Sehingga akan muncul sebuah kesadaran, apapun yang dilihatnya akan memunculkan Allah dalam pikiran dan hatinya, apapun yang sedang dipelajarinya tidak lepas dari pemahaman dan kesadaran bahwa Allah lah Sang Pencipta semua ini. Tidak ada yang sia sia yang diciptakan Allah, walaupun itu bakteri, jamur atau virus sekalipun. Sebagai contoh diciptakannya bakteri untuk membusukkan sampah, memfermentasikan sampah sehingga menjadi pupuk organic yang dimanfaatkan oleh manusia lagi. Sungguh tidak ada yang sia sia semua yang diciptakan Allah









 

No comments:

Post a Comment