Sunday, October 29, 2023

Bantuan untuk Palestina





Assalamu'alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
Kami bagian ISMUBA SMP Muhammadiyah 1 Surabaya yg bertugas sebagai panitia penyelenggara bekerja sama dgn Bidang KDI PR IPM spemsa mau melaporkan hasil penggalangan dana untuk saudara kita di Palestina Alhamdulillah terkumpul sebanyak Rp. 3. 222.000 (Tiga Juta Dua Ratus Dua Puluh Dua Ribu Rupiah) dana tersebut kami salurkan melalu LAZISMU kota Surabaya yg beralamat kan di jalan Wuni No. 9 Kota Surabaya,
Kami sebagai panitia mengucapkan terimakasih kasih sebesar-besarnya kepada Bpk/ibu wali Murid yg telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, semoga Allah SWT, membalasnya dengan rezeki yg melimpah, halal dan barokah.

Nasrum Minallah Safathun Qorib




 

Sosialisasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba dan Obat Obatan Terlarang











 

Tuesday, October 24, 2023

Layanan Konseling

 Bimbingan dan konseling memiliki peran penting yang berkaitan dengan pemenuhan fungsi dan tujuan pendidikan serta peningkatan mutu. Bimbingan dan Konseling itu sendiri secara optimal semua kebutuhan dan permasalahan siswa di sekolah dapat ditanggani dengan baik.



Adapun fungsi layanan bimbingan dan konseling menurut Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 pada pasal 2, yaitu :

  1. Fungsi pemahaman diri dan lingkungan
  2. Fungsi Fasilitasi Pertumbuhan dan Perkembangan
  3. Fungsi Penyesuaian Diri dengan Diri Sendiri dan Lingkungan
  4. Fungsi Penyaluran Pilihan Pendidikan, Pekerjaan dan Karier
  5. Fungsi Pencegahan Timbulnya Masalah
  6. Fungsi Perbaikan dan Penyembuhan
  7. Fungsi Pemeliharaan Kondisi Pribadi dan Situasi yang Kondusif untuk Perkembangan Diri Konseli
  8. Fungsi Perkembangan Potensi Optimal
  9. Fungsi adaptasi
  10. Fungsi Advokasi

Setelah megetahui Fungsi dari bimbingan konseling, sebagai konselor / Guru BK perlu memegang asas sebagai komitmen dalam menjalankan tugas, yaitu ;

  1. Kerahasiaan
  2. Kesukarelaan
  3. Keterbukaan Keaktifan
  4. Kemandirian
  5. Kekinian
  6. Kedinamisan
  7. Keterpaduan
  8. Keharmonisan.
  9. Keahlian
  10. Tut wuri handayani

Secara umum tujuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling adalah berupa membantu siswa menemukan pribadinya dalam hal mengenal dan kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menentukan pribadinya dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, dan juga menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Jenis layanan bimbingan dan konseling terselenggara harus sesuai dengan empat bidang bimbingan yaitu ; (1) Bidang Bimbingan Pribadi (2) Bidang Bimbingan Social (3) Bidang Bimbngan Belajar (4) Bidang Bimbingan Karir. Jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling terbagi menjadi Sembilan yaitu ;

  1. Layanan orientasi
  2. Layanan informasi
  3. Layanan penenpatan dan penyaluran
  4. Layanan penguasaan konten
  5. Layanan konseling perorangan
  6. Layanan konseling kelompok dan bimbingan kelompok
  7. Layanan konsultasi
  8. Layanan mediasi
  9. Layanan advokasi

Dan Adapun layanan pendukung

  1. Aplikasi Instrumentasi
  2. Himpunan data
  3. Konferensi Kasus
  4. Kunjungan rumah
  5. Alih tangan kasus

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan

Pengelolaan Penerimaan Siswa Baru

Siswa adalah elemen yang sangat vital dalam pelaksanaan pendidikan. Keberhasilan tujuan pendidikan seringkali diukur melalui pencapaian prestasi belajar siswa. Sekaligus, sekolah juga berusaha untuk membentuk kepribadian siswa dengan karakter yang kuat sebagai target dalam mencapai tujuan pendidikan mereka. Oleh karena itu, seleksi calon siswa baru merupakan faktor penting dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah. 


Informasi PPDB SMP Muhammadiyah 1 Surabaya


Proses penerimaan peserta didik merupakan cara untuk mencari dan memilih calon peserta didik yang memiliki potensi dan kualitas untuk menjadi bagian dari sekolah, dan proses seleksi ini telah disusun secara terencana oleh sekolah.


Pengelolaan Sistem Informasi sekolah


Pengelolaan sistem informasi sekolah adalah tindakan atau proses mengatur, mengelola, dan  memelihara sistem informasi yang digunakan di sekolah. Sistem informasi sekolah mencakup perangkat lunak, perangkat keras, database, serta berbagai teknologi dan infrastruktur yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menyediakan informasi terkait operasional sekolah, administrasi, dan pembelajaran

blog sekolah, sebagai salah satu sumber informasi sekolah

Pengelolaan sistem informasi sekolah mencakup beberapa aspek, seperti:
a. Perencanaan: Menentukan tujuan dan kebutuhan sistem informasi sekolah, termasuk apa yang harus diintegrasikan dalam sistem dan bagaimana sistem tersebut akan mendukung operasional sekolah.
b. Implementasi: Pemasangan perangkat keras, perangkat lunak, dan database yang diperlukan untuk sistem informasi sekolah, serta pelatihan staf yang akan menggunakannya.
c. Pengelolaan Data: Pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan pemeliharaan data siswa, data keuangan, jadwal pelajaran, catatan absensi, dan data administratif lainnya.
d. Keamanan: Melindungi data sensitif dan informasi pribadi siswa serta memastikan bahwa sistem tidak rentan terhadap pelanggaran keamanan.
e. Integrasi: Mengintegrasikan berbagai komponen sistem informasi sekolah untuk memastikan data yang konsisten dan terhubung.
f. Pemeliharaan: Menjaga sistem agar beroperasi secara optimal, termasuk pembaruan perangkat lunak, perbaikan, dan peningkatan sesuai kebutuhan.


Manajemen Proyek: Mengelola proyek pengembangan dan implementasi sistem informasi sekolah.

Pengelolaan sistem informasi sekolah menjadi semakin penting dalam dunia pendidikan yang semakin terkait dengan teknologi informasi. Sistem informasi yang baik dapat meningkatkan efisiensi administrasi sekolah, memudahkan akses informasi untuk para pemangku kepentingan, dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam konteks pendidikan


Pelayanan Peningkatan Profesionalitas

Guru yang memiliki tingkat profesionalisme yang tinggi memiliki peran kunci dalam memastikan kualitas proses pendidikan. Untuk mencapai status guru profesional, mereka perlu mengidentifikasi dan merealisasikan potensi mereka sesuai dengan standar yang berlaku untuk guru yang profesional. Terutama dalam era teknologi informasi dan komunikasi saat ini, seorang guru bukan hanya sebagai pengajar, melainkan juga sebagai seorang manajer pembelajaran. Ini berarti setiap guru diharapkan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang kreativitas dan partisipasi siswa, serta untuk memotivasi siswa dengan menggunakan berbagai alat, metode, dan sumber daya multimedia sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Foto: Pelatihan Mandiri dengan Platform Merdeka Mengajar dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi



Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam hal pengajaran adalah melalui pelatihan. Pelatihan guru adalah upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk mengembangkan keahlian dan pengetahuan mereka sehingga mereka dapat merencanakan dan menyampaikan pengajaran dengan efektif, serta memaksimalkan hasil pembelajaran di dalam kelas. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek, termasuk perencanaan pembelajaran dan metode-metode yang efektif untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa.

Mengapa guru perlu mengikuti pelatihan? Terdapat sejumlah manfaat yang dapat diperoleh dari pelatihan bagi guru, seperti yang berikut: a) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengambil keputusan secara lebih efektif dibandingkan sebelumnya. b) Memperkuat kapasitas guru dalam mengatasi berbagai masalah yang mungkin timbul di kelas. c) Memberikan motivasi kepada guru untuk terus meningkatkan kualitas pekerjaan mereka. d) Memberi guru akses ke beragam informasi tentang program-program yang dapat membantu mereka meningkatkan kompetensi teknis dan intelektual mereka. e) Mendorong guru untuk menjadi lebih mandiri dalam pelaksanaan tugas-tugas mereka. f) Meningkatkan produktivitas guru dalam lingkungan belajar. g) Meningkatkan fleksibilitas guru, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan dan situasi pembelajaran, sehingga mereka dapat menemukan solusi yang tepat. h) Melalui pelatihan, guru dapat berinteraksi dengan sesama guru yang berada dalam konteks yang berbeda, memungkinkan mereka untuk berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain.




Penanganan Konflik Sekolah


Dalam konteks sebuah organisasi, konflik adalah hal yang tak dapat dihindari. Sebagai pemimpin utama di lingkungan sekolah, kepala sekolah perlu memiliki pemahaman mendalam mengenai penyebab munculnya konflik. Ketidaksepakatan antara dua pihak yang terlibat dalam konflik bisa timbul karena beberapa alasan, seperti keterbatasan sumber daya, baik dalam hal dana, promosi, atau reputasi, perbedaan dalam penafsiran ide, tujuan yang berbeda yang ingin dicapai, perbedaan tingkatan kekuasaan, dan bentuk-bentuk yang mendukung satu pihak sementara meremehkan yang lain. Beberapa sumber konflik meliputi keterbatasan sumber daya dalam organisasi, kegagalan komunikasi, perbedaan dalam karakter, nilai-nilai, dan persepsi, ketergantungan dalam tugas-tugas, dan sistem penggajian.




Dalam upaya menyelesaikan konflik, beberapa strategi yang dapat diterapkan mencakup negosiasi, di mana dua kelompok yang terlibat dalam perselisihan duduk bersama untuk berunding, saling memberikan tawaran, kontra-tawaran, dan mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan perbedaan yang ada. Selain itu, melibatkan negosiator pihak ketiga yang terampil untuk mediasi juga bisa menjadi alternatif. Mediator adalah pihak netral yang diundang untuk membantu pihak yang bertikai mencapai rekonsiliasi atas perbedaan-perbedaan yang muncul di antara mereka. Selain itu, ada pilihan untuk melibatkan arbiter, yakni pihak ketiga yang memiliki otoritas untuk memberlakukan solusi terhadap konflik antara pihak-pihak yang bersengketa.

Metode Pembelajaran di SMP Muhammadiyah 1 Surabaya

Metode pembelajaran adalah suatu proses sistematik dan terencana yang digunakan oleh pendidik atau guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sumber lain juga menggambarkan metode pembelajaran sebagai strategi atau taktik dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar di kelas yang digunakan oleh pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Melalui pendekatan ini, diharapkan agar pelaksanaan proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan efektif. Oleh karena itu, bagi seorang pendidik, pemahaman akan berbagai metode pembelajaran sangat penting agar siswa merasa lebih bersemangat saat mengikuti pembelajaran di kelas. Selain itu, pemilihan metode yang sesuai juga membantu mencegah siswa merasa bosan atau jenuh selama proses belajar-mengajar berlangsung.

Metode pembelajaran adalah pendekatan atau teknik yang digunakan oleh pendidik (guru, instruktur, atau fasilitator) untuk membantu siswa memahami dan menguasai materi pelajaran. Berikut adalah beberapa metode pembelajaran yang umum digunakan:

1. Diskusi Kelompok (Group Discussion)





Diskusi Kelompok (Group Discussion): Siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan diberikan tugas atau pertanyaan untuk didiskusikan bersama. Metode ini mendorong siswa untuk berinteraksi dan berbagi pemahaman.

2. Belajar Mandiri (Self-directed Learning)




Belajar Mandiri (Self-directed Learning): Siswa diberi kebebasan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan guru. Mereka dapat memilih materi, sumber daya, dan metode belajar sesuai dengan preferensi masing-masing.

3. Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)






Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning): Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek atau tugas tertentu. Ini mendorong keterlibatan, komunikasi, dan pembagian pengetahuan antar siswa.

5. Metode Demonstrasi (Demonstration)


Metode Demonstrasi (Demonstration): Guru atau instruktur menunjukkan bagaimana suatu tugas atau konsep dilakukan. Ini sangat efektif untuk pembelajaran praktis, seperti dalam mata pelajaran seni atau sains.

6. Metode Penelitian (Inquiry-based Learning)





Metode Penelitian (Inquiry-based Learning): Siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menjawab pertanyaan mereka sendiri melalui penelitian. Ini mendorong pemikiran kritis dan  kemandirian.

7. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning)






Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning): Siswa belajar melalui proyek-proyek yang melibatkan pemecahan masalah, penelitian, dan penerapan konsep dalam situasi nyata.

8. Pembelajaran Daring (Online Learning)





Pembelajaran Daring (Online Learning): Siswa belajar melalui platform online, mengakses sumber daya digital dan berpartisipasi dalam kelas virtual.


8. Pembelajaran Berbasis Game (Game-based Learning)






Pembelajaran Berbasis Game (Game-based Learning): Metode ini menggunakan permainan atau simulasi untuk mengajarkan konsep-konsep tertentu dan mendorong interaksi siswa.

9. Metode Visual (Visual Learning)


Metode Visual (Visual Learning): Siswa menggunakan gambar, diagram, dan grafik untuk membantu pemahaman konsep.


10. Metode Mendengarkan (Auditory Learning)






Metode Mendengarkan (Auditory Learning): Siswa memproses informasi dengan mendengarkan kuliah, rekaman, atau diskusi lisan.

11. Metode Ceramah (Lecture)




Metode Ceramah (Lecture): Guru memberikan penjelasan kepada siswa secara lisan. Ini adalah metode yang paling umum digunakan dalam pengajaran, terutama untuk menyampaikan informasi dasar.

12. Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) 



Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.

Ada pun langkah kerja model pembelajaran Discovery Learning:
1)Pemberian rangsangan (stimulation)
2)Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
3)Pengumpulan data (data collection)
4)Pengolahan data (data processing)
5)Pembuktian (verification)
6)Menarik simpulan/generalisasi (generalization)

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, dan pilihan metode tergantung pada konteks, tujuan pembelajaran, dan preferensi siswa. Kombinasi beberapa metode seringkali memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih seimbang dan efektif.