Makan Bersama




Tradisi makan bersama dianggap sebagai salah satu ekspresi budaya yang menonjol, yang diartikan sebagai communal consumption (feasting) atau communal meal. Ekspresi budaya ini berkaitan dengan fungsi makanan untuk nutrisi, kepuasan rasa, dan dengan dimensi sosio antropologis budaya. Ketika manusia memilih apa yang dimakan, pilihan itu berkaitan dengan lokasi geografis, sejarah, agama, etnisitas dan status sosial. Dalam konteks komunitarian yang kental dengan collective conscience, makan bersama tidak hanya menjadi sarana namun menjadi cara memandang dunia.

Setiap masyarakat memiliki tradisi makan bersama. Dalam konteks masyarakat Indonesia, misalnya, setiap masyarakat memiliki tradisi makan bersama. Makan Bersama memperlihatkan berlangsungnya sejarah panjang hubungan manusia, makanannya dan kehidupan sosialnya.

Penjelasan rinci mengenai kompleksitas makan bersama memang dapat ditemukan dalam sejarah setiap masyarakat. Secara umum, praktik yang menjadi tradisi ini menandai adanya keunikan dalam setiap kebudayaan manusia, yakni bahwa nenek moyang manusia menunjukkan ekspresi nilai sosial (keramahtamahan, berbagi, bertukar, bernegosiasi, dll.) sebagai penanda kemanusiaan dan peradabannya mulai dari tingkat keluarga batih sampai dengan tingkat negara dan masyarakat global. Itu juga berkaitan dengan kebudayaan material dan non-material yang menjadi pilar bagi struktur dan fungsi masyarakat. Begitu pula aspek-aspek yang terlibat di dalamnya (politik, ekonomi, sosial-budaya dan keamanan). Untuk memahami keberadaan praktik yang telah menjadi tradisi makan bersama di berbagai masyarakat, dalam kaitan dengan pelaku dan tindakan sosial masyarakat itu dalam pergaulan yang lebih luas, pembahasan disertasi ini berbasis tema yang mencakup paradigma yang terkait dengannya.10 Namun, dalam deskripsi maupun analisis tampak keterhubungan antara satu tema dengan yang lainnya.

 



No comments:

Post a Comment